Diantara sarana yang paling bermanfaat untuk mengusir kegundahan adalah
hendaknya anda menata hati untuk tidak meminta ucapan terima kasih atau imbalan
kecuali dari Allah. Jika anda berbuat baik untuk orang yang mempunyai atau yang
tidak mempunyai hak atas diri anda, sadarilah bahwa itu adalah hubungan
‘ubudiyyah anda dengan Allah. Karenanya, janganlah anda menaruh perhatian anda
pada balasan terima kasih orang yang anda beri suatu jasa atau pemberian itu.
Sebagaimana firman Allah dalam menceritakan sikap para hambaNya yang
pilihan.
“Artinya : Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” [Al-Insan : 9]
Prinsip ini lebih ditekankan dalam hubungan anda dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang jalinan ikatan anda dengan mereka kuat. Maka, jika anda kuatkan hati anda untuk membuang jauh dari hati anda tindak buruk dari mereka, berarti anda telah membuat orang tenteram (tidak terganggu anda) dan sekaligus anda pun tenteram.
[Disalin dari buku Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta]
“Artinya : Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” [Al-Insan : 9]
Prinsip ini lebih ditekankan dalam hubungan anda dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang jalinan ikatan anda dengan mereka kuat. Maka, jika anda kuatkan hati anda untuk membuang jauh dari hati anda tindak buruk dari mereka, berarti anda telah membuat orang tenteram (tidak terganggu anda) dan sekaligus anda pun tenteram.
[Disalin dari buku Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta]