–·•Ο•·–
إعْمَالُ الْمَصْدَرِ
PENGAMALAN
MASHDAR
بِفِعْلِهِ الْمَصْدَرَ ألْحِقْ فِي الْعَمَلْ ¤ مُضَافاً أوْ مُجَرَّداً أوْ مَعَ الَ
Ikutkanlah
Mashdar kepada Fi’ilnya di dalam pengamalan. Baik Mashdar tersebut Mudhaf atau
Mujarrad (tidak mudhof dan tanpa AL), atau bersamaan dengan
AL
إنْ كَانَ فعْلٌ مَعَ أنْ أوْ مَا يحِلّ ¤ مَحَلَّهُ وَلِاسْمِ مَصْدَرٍ عَمَلْ
Demikian
apabila Fi’il bersamaan dengan IN atau MAA dapat menempati tempat Masdar yg
mengamalinya. Pengamalan ini juga berlaku untuk Isim Mashdar
–·•Ο•·– |
1. Mashdar
2. Isim Mashdar
3. Isim Fa’il
4. Shighat Mubalaghah
5. Isim Maf’ul
6. Shifat Musyabbahah
7. Isim Tafdhil.
Dalam Bab ini khusus mengenai pengamalan Mashdar dan Isim Mashdar. Pembahasan
ini oleh Ibnu Malik didahulukan dari pembahasan Bentuk-bentuk Mashdar itu
sendiri (Bab Abniyatul Mashaadir), karena pengamalan Mashdar masuk kategori Ilmu
Nahwu yang sangat erat kaitannya dengan Bab-bab terdahulu. Sedangkan pembahasan
mengenai Bentuk-bentuk Masdar masuk dalam Ilmu Shorof demikian dibelangkan.Definisi Mashdar adalah: Isim yang menunjukkan kejadian (huduts) yang sepi dari zaman dan mencukupi atas huruf-huruf Fi’ilnya atau melebihinya.
Contoh dinamakan Mashdar :
بذلُ المال في الخير نفع لصاحبه
BADZLUL-MAALI FIL-KHOIRI NAF’UN LI SHOOHIBIHII =
mendermakan harta di dalam kebaikan
bermanfaat bagi si empunya.
Lafazh BADZLU adalah mashdar dari :
BADZALA-YABDZALU-BADZLAN.
Badzlan adalah Mashdar bermakna menunjukkan atas kejadian pendermaan tanpa penyertaan zaman. Dan juga mencukupi semua huruf-huruf Fi’ilnya yaitu huruf BA’, DZAL dan LAM.
Contoh lagi dinamakan Mashdar:Badzlan adalah Mashdar bermakna menunjukkan atas kejadian pendermaan tanpa penyertaan zaman. Dan juga mencukupi semua huruf-huruf Fi’ilnya yaitu huruf BA’, DZAL dan LAM.
إكرام الضيف من آداب الإسلام
IKROOMUDH-DHOIFI MIN AADAABIL-ISLAAMI = menghormati tamu termasuk dari adab-adab dalam
Islam.
Huruf pada lafazh IKROOMUN mencukupi atas
huruf-huruf Fi’ilnya (AKROMA) berikut melebihinya yaitu ada tambahan Alif
sebelum huruf terakhir.
Adapun yang disebut Isim Mashdar berbeda dengan Mashdar. Sekalipun keduanya
sama mencocoki dalam hal menunukkan huduts/kejadian.Bedanya Mashdar tidak akan berkurang hurufnya dari bentuk huruf Fi’ilnya. Sedangkan disebut Isim Mashdar huruf-hurufnya berkurang dari bentuk huruf Fi’ilnya secara lafazhan atau Takdiran dan tanpa ada pergantian huruf.
Contoh dinamakan Isim Masdar
عطاء
‘ATHOO’UN
= Pemberian
Contoh dinamakan Masdarإعطاء
I’THOO’AN
= Pemberian
Persamaannya Lafazh ‘ATHOO’UN dan I’THOO’AN yaitu
sama dalam hal penunjukan kejadian. Perbedaannya adalah lafazh ‘ATHOO’AN tidak
terdapat huruf Hamzah yang terdapat pada bentuk Fi’ilnya yang berupa lafazh
:
أعطى
A’THOO =
Memberikan
Tidak terdapatnya huruf Fi’ilnya tersebut baik
secara Lafzhan atau secara Takdiran, demikan ini syarat disebut Isim
Mashdar.
Beda jika tidak terdapat huruf Fi’ilnya secara Lafzhan, tapi ada secara
Taqdiran, demikian tetap dinamakan Mashdar. contoh:قتال
QITAALUN =
peperangan
Mashdar dari Fi’il
قاتل
QOOTALA.=
berperang
Lafazh QITAALUN tidak ada huruf Alif sebelum huruf
TA’ sebagaimana pada bentuk Fi’ilnya.
Dalam contoh ini tidak terdapat huruf Fi’ilnya
secara Lafzhan tapi ada secara Takdiran. Sebab dalam beberapa tempat ia
diucapkan dengan lafazh:
قيتال
QIITAALAN
= Peperangan
Alif diganti dengan Ya’ untuk menyesuaikan harkat
kasroh huruf sebelumnya. Adapun dibaca QITAALAN dengan membuang Ya’ untuk
litakhfif/memudahkan dan likatsrotil-isti’mal/banyak dipakai.
Beda juga jika ada pengganti dari huruf yg tidak ada, demikian tetap
dinamakan Mashdar. contoh:عدة
‘IDATAN =
Janji
Mashdar dari Fi’il WA’ADA. Tidak ada huruf wawu
seperti yang terdapat pada Fi’ilnya baik secara Lafzhan dan Taqdiran. Tapi ada
penggantinya yaitu huruf TA’.
¤¤¤
Mashdar beramal seperti pada pengamalan Fi’il Merofa’kan Faa’il dan
menashobkan Maf’ul.Mashdar yang beramal seperti Amal Fi’il ada dua macam:
1. Sebagaimana telah disebutkan pada Bab Maf’ul Muthlaq yaitu: Mashdar yang menggantikan Fi’il atau Mashdar yang bermakna seperti Fi’il. Yakni, membuang Fiil dan menggantikannya dengan Mashdar sebagai pengganti tugas pemaknaan Fi’il baik Fi’il itu lazim atau Fi’il muta’addi. contoh:
إكراماً المسكين
IKROOMAN AL-MISKIINA = hormatilah orang miskin.
Lafazh IKROOMAN adalah mashdar menggantikan tugas
lafazh AKRIM! Fiil Amar. terdapat dhamir mustatir wujuuban takdirannya ANTA
sebagai Faa’ilnya. Lafazh AL-MISKIINA adalah Maf’ul Bihnya dinashobkan oleh
Mashdar.
2. Inilah yang dibahas dalam Bab ini yaitu: Apabilah layak
Mashdar tersebut ditempati AN + Fi’il, atau MAA + Fi’il.
Contoh:
يسرني أداؤك الواجب
YASURRUNIY ADAA’UKAL-WAAJIBA = Pelaksanaanmu akan kewajiban
menggembirakanku.
lafazh ADAA’U = Adalah Mashdar yang mengamalkan
amalan Fi’ilnya. Dimudhafkan kepada Fa’ilnya yang berupa dhamir KAF dan
menashobkan kepada Maf’ul Bih yaitu lafazh AL-WAAJIBA. Dan dimungkinkan
posisinya ditempati oleh AN+FI’IL atau MAA+FI’IL
Menempatkan AN+FIIL pada posisi Masdar, jika
yang dimaksud pada waktu lampau atau pada waktu akan datang. Contoh seperti
mengatakan:
يسرني أن تؤدي الواجب
YASURRUNIY AN TU’ADDIY AL-WAAJIBA.
Menempatkan MAA+FIIL pada posisi Mashdar,
jiika yang dimaksud pada waktu sekarang. Contoh seperti mengatakan:
يسرني ما تؤدي الواجب
YASURRUNIY MAA TU’ADDIY AL-WAAJIBA.
¤¤¤
Mashdar yang menjadi Amil seperti ini terdapat tiga bagian penampakan:1. Mashdar Mudhaf
Ini bagian Mashdar yang paling banyak digunakan dalam pengamalannya daripada dua pembagian Mashdar yang lain. Contoh telah disebut diatas.
2. Mashdar bertanwin
Pengamalannya lebih mendekati pada Qiyas daripada Mashdar Mudhaf. sebab diserupakan dengan kalimah Fi’il dalam hal kenakirahannya. Penggunaannya dalam pengamalannya lebih sedikit dibawah pengamalan Mashdar Mudhaf. contoh:
واجب علينا تشجيعٌ كلّ مجتهد
WAAJIBUN
‘ALAINAA TASYJII’UN KULLA MUJTAHID = wajib
atas kami memotivasikan keberanian kepada
tiap-tiap Mujtahid.
Contoh Ayat Al-Qur’an:
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ يَتِيمًا
AW ITH’AAMUN FIY YAUMIN DZII MASGHOBATIN YATIIMAN =
atau memberi makan pada hari kelaparan
kepada anak Yatim (QS. Al-Balad : 14-15)
Lafazh ITH’AAMUN adalah Mashdar Tanwin yang
menashobkan Maf’ul Bih lafazh (YATIIMAN).
3. Mashdar Ma’rifah dengan ALPengamalannya Syadz, dikarenakan jauh dari persamaan Fi’il sebab bersambung dengan AL. Paling sedikit ditemukan daripada dua pembagian Masdar di atas, baik secara penggunaannya atau secara balaghoh. Contoh:
المجدُّ سريعُ الإنجاز أعمالَه
AL-MAJIDDU SARII’UL-INJAAZI A’MAALAHU = seorang yang giat sangat cepat
dalam penyelesaian
pekerjaan-pekerjaannya.
Lafazh A’MAALAHU sebagai Maf’ul Bih dari Mashdar
AL-INJAAZI.