Hal-hal yang diperbolehkan di dalam shalat adalah sebagai berikut.
Sumber: Diadaptasi dari Tuntunan Salat Menurut Alquran & As-Sunah, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin
- Membetulkan bacaan imam.
Apabila imam lupa ayat tertentu, makmum boleh mengingatkan ayat tersebut kepada imam. Hal ini berdasarkan hadis Ibnu Umar,
"Bahwa Nabi saw shalat, kemudian beliau membaca suatu ayat, lalu beliau salah dalam membaca ayat tersebut. Setelah selesai shalat beliau bersabda kepada Ubay, 'Apakah kamu shalat bersama kami?' ia menjawab, 'Ya,' kemudian beliau bersabda, 'Apakah yang menghalangimu untuk membetulkan bacaanku." (HR Abu Daud, Hakim, dan Ibnu Hibban, sahih)
- Bertasbih atau bertepuk tangan (bagi wanita) apabila terjadi sesuatu hal, seperti ingin menegur imam yang lupa atau membimbing orang yang buta dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, "Barangsiapa terjadi padanya sesuatu dalam shalat, maka hendaklah bertasbih, sedangkan bertepuk tangan hanya untuk perempuan saja." (Muttafaq 'alaih)
- Membunuh ular, kalajengking, dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, "Bunuhlah kedua binatang yang hitam itu sekalipun dalam (keadaan) shalat, yaitu ular dan kalajengking." (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan lainnya, sahih)
- Mendorong orang yang melintas di hadapannya ketika shalat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, "Apabila salah seorang di antara kamu shalat menghadap ke arah sesuatu yang menjadi pembatas baginya dari manusia, kemudian ada yang mau melintas di hadapannya, maka hendaklah dia mendorongnya dan jika dia memaksa maka perangilah (cegahlah dengan keras). Sesungguhnya (perbuatannya) itu adalah (atas dorongan) setan." (Muttafaq 'alaih)
- Membalas dengan isyarat apabila ada yang mengajaknya bicara atau ada yang memberi salam kepadanya. Dasarnya ialah hadis Jabir bin Abdullah, "Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, 'Telah mengutusku Rasulullah saw, sedang beliau pergi ke Bani Musthaliq. Kemudian beliau saya temui sedang shalat di atas ontanya, maka saya pun berbicara kepadanya. Kemudian beliau memberi isyarat dengan tangannya. Saya berbicara lagi kepada beliau, kemudian beliau kembali memberi isyarat sedang saya mendengar beliau membaca sambil memberi isyarat dengan kepalanya. Ketika beliau selesai dari shalatnya, beliau bersabda, 'Apa yang kamu kerjakan dengan perintahku tadi? Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk bicara kecuali karena aku dalam keadaan shalat." (HR Muslim)
Dari Ibnu Umar, dari Shuhaib, ia berkata, "Aku telah melewati Rasulullah saw ketika beliau sedang shalat, maka aku beri salam kepadanya, beliau pun membalasnya dengan isyarat." Berkata Ibnu Umar, "Aku tidak tahu, terkecuali ia (Shuhaib) berkata dengan isyarat jari-jarinya." (HR Abu Daud, Tirmizi, Nasai, dan selain mereka, hadis sahih). Dari sini dapat kita ketahui bahwa isyarat itu terkadang dengan tangan atau dengan anggukan kepala atau dengan jari.
- Menggendong bayi ketika shalat. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw, Dari Abu Qatadah al Anshari berkata, "Aku melihat Nabi saw mengimami shalat, sedangkan Umamah binti Abi al 'Ash, yaitu anak Zainab putri Nabi saw berada di pundak beliau. Apabila beliau ruku', beliau meletakkannya dan apabila beliau bangkit dari sujudnya beliau kembalikan lagi Umamah itu ke pundak beliau." (HR Muslim)
- Berjalan sedikit karena keperluan. Dalilnya adalah hadis Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw sedang shalat di dalam rumah, sedangkan pintu tertutup, kemudian aku datang dan minta dibukakan pintu, beliau pun berjalan menuju pintu dan membukakannya untukku, kemudian beliau kembali ke tempat shalatnya. Dan terbayang bagiku bahwa pintu itu menghadap kiblat." (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan lainnya, hadis hasan)
- Melakukan gerakan ringan, seperti membetulkan saf (shaf) dengan mendorong seseorang ke depan atau menariknya ke belakang, menggeser makmum dari kiri ke kanan, membetulkan pakaian, berdehem ketika perlu, menggaruk badan dengan tangan, atau meletakkan tangan ke mulut ketika menguap. Hal ini berdasarkan hadis berikut, Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Aku pernah menginap di (rumah) bibiku, Maimunah, tiba-tiba Nabi saw bangun di waktu malam mendirikan shalat, maka aku pun ikut bangun, lalu aku ikut shalat bersama Nabisaw, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di sebelah kanannya." (Muttafaq 'alaih)
Sumber: Diadaptasi dari Tuntunan Salat Menurut Alquran & As-Sunah, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin