–·•Ο•·–
إعراب الفعل
BAB I’RAB KALIMAH FI’IL
اِرْفَعْ مُضَارِعاً إذَا يُجَرَّدُ ¤ مِنْ نَاصِبٍ وَجَازِمٍ كَتَسْعَدُ
Rofa’kanlah Fi’il Mudhari’ apabila kosong dari amil nashab dan amil jazem, seperti contoh “TAS’ADU” (kamu beruntung).
–·•Ο•·– |
Telah dijelaskan pada pelajaran dahulu, bahwa Fi’il Mudhari’ ada yang Mu’rob dan ada yang Mabni.
Mengenai Mabninya Fi’il Mudhari’ telah selesai pembahasannya pada Bab Mu’rob dan Mabni. Pembahasan selanjutnya mengenai i’rob Fi’il Mudhari’ baik Rofa’, Nashob dan Jazem. Yakni, jika Fi’il Mudhori’ tersebut dimasuki oleh amil nashob maka dinashobkan/Manshub, atau jika dimasuki oleh amil jazem maka dijazemkan/Majzum. Dan apabila tidak ada suatu amil pun yg masuk, maka Fiil Mudhari’ tersebut dirofa’kan/Marfu’.
Contoh Firman Allah dalam Al-Qur’an al-Karim :
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ
YUDABBIRUL-AMRO = Dia mengatur urusan (QS. As-Sajdah : 5)
I’rob :
lafazh YUDABBIRU = Fi’il Mudhari’ dirofa’kan/Marfu’ sebab kosong dari Amil Nashob dan Amil Jazem, tanda rofa’nya dengan harkat Dhamma Zhahir pada akhir kalimahnya. dan Faa’ilnya berupa Dhamir Mustatir.
lafazh AL-AMRO = Nashab menjadi Maf’ul Bih.
Tidak disebutkan oleh mushannif pada Bait di atas bahwa syarat Fi’il
mudhari yg dirofa’kan harus tidak bersambung dengan Nun Taukid atau Nun
Mu’annats, karena juga telah dijelaskan pada Bab Mu’rob dan Mabni dalam pembahasan kemabnian Fi’il Mudhari’.lafazh YUDABBIRU = Fi’il Mudhari’ dirofa’kan/Marfu’ sebab kosong dari Amil Nashob dan Amil Jazem, tanda rofa’nya dengan harkat Dhamma Zhahir pada akhir kalimahnya. dan Faa’ilnya berupa Dhamir Mustatir.
lafazh AL-AMRO = Nashab menjadi Maf’ul Bih.