–·•Ο•·–
الْبَدَلُBAB BADALالتَّابعُ المَقْصُودُ بالْحُكْمِ بلا ¤ وَاسِطَةٍ هُوَ المُسَمَّى بَدَلا
Isim Tabi’
yang dimaksudkan oleh penyebutan hukum tanpa perantara (huruf Athaf), demikian
dinamakan Badal.
–·•Ο•·– |
Definisi Badal : Isim Tabi’ yang dimaksudkan oleh penyebutan hukum dengan tanpa perantara huruf Athaf antara Badal dan Mubdal Minhunya. Contoh:
عَمَّ الرخاء في زمن الخليفة عمر بن عبد العزيز
‘AMMA
AR-RAKHAA’U FIY ZAMANI AL-KHALIIFATI ‘UMARO BNI ‘ABDIL ‘AZIIZI = Ketentraman
menyeluruh pada masa Khalifah Umar Bin ‘Abdul ‘Aziz.
Lafazh UMARO = Sebagai badal dari lafazh
KHALIIFATI, dan sebagai lafazh yg dimaksudkan oleh penisbatan hukum.
Andaikan cukup hanya menyebut Khalifah maka tidak diketahui siapakah Khalifah yang dimaksud, karena sebutan Khalifah bukanlah maksud dari dzat Umar bin Abd Aziz itu sendiri. Akan tetapi sebutan Kholifah sebagai Tamhid (pembuka) bagi lafazh sesudahnya, agar kalimat diterima lebih kuat didalam hati si pendengar.
Penjelasan Definisi :Andaikan cukup hanya menyebut Khalifah maka tidak diketahui siapakah Khalifah yang dimaksud, karena sebutan Khalifah bukanlah maksud dari dzat Umar bin Abd Aziz itu sendiri. Akan tetapi sebutan Kholifah sebagai Tamhid (pembuka) bagi lafazh sesudahnya, agar kalimat diterima lebih kuat didalam hati si pendengar.
TABI :
Isim jenis bagian dari Tawabi’.
YANG DIMAKSUDKAN OLEH HUKUM :
Sebagai qayyid awal atau sebagai batasan definisi bagian pertama untuk membedakan dengan pengertian Tawabi’ yang lain seperti Na’at, Athaf Bayan dan Taukid, karena Tabi’-tabi’ tsb sebatas penyempurna bagi Matbu’nya yg dikenai penisbatan hukum, dan bukan sebagai Tabi’ yang dinisbati oleh hukum itu sendiri.
Qayyid diatas juga dapat membedakan dengan pengertian Athaf Nasaq dengan Huruf Wawu dan serupanya, contoh:
جاء صالح وعاصم
JAA’A
SHAALIHUN WA ‘AASHIMUN = Shaleh dan Ashim telah datang.
Maksud hukum (JAA’A) pada contoh ini tidak hanya tertuju pada Tabi’
(AASHIMUN) tapi juga tertuju pada Matbu’ (SHAALIHUN).Demikian juga Ma’thuf dengan huruf “LAA”, contoh:
جاء عاصم لا صالح
JAA’A
‘AASHIMUN LAA SHAALIHUN = Ashim datang Zaid tidak.
Lafazh setelah huruf Athaf LAA yaitu lafazh
“SHAALIHUN” sebagai Tabi’ tapi tidak dikenai maksud hukum.
Demikian juga Ma’thuf dengan huruf “BAL” setelah nafi (kalimat negative),
contoh:ما جاء صالح بل عاصم
MAA JAA’A
SHAALIHUN BAL ‘AASHIMUN = Shaleh tidak datang tapi
Ashim.
yang dikenai maksud hukum “tidak datang” dalam contoh ini adalah Matbu’ yaitu
lafazh SHAALIHUN.TANPA HURUF PERANTARA:
Sebagai Qayyid Tsani atau sebagai batasan definisi bagian kedua untuk membedakan dengan Ma’thuf dengan huruf BAL setelah kalam itsbat (kalimat positive), contoh:
جاء صالح بل عاصم
JAA’A
SHAALIHUN BAL ‘AASHIMUN = Shaleh datang namun Ashim.
Lafazh ‘AASHIMUN = sebagai Tabi’ yang dikenai
maksud hukum, tapi disini ada huruf perantara yaitu BAL, oleh karenanya tidak
dinamakan Badal.